Ramai orang mengeyakan, iman manusia terkadang turun terkadang bertambah. Ada pasang surut. Ada yang menambah mengeluh, susah benar hendak tetap dalam beramal meski dalam bulan puasa. Penyakit semangat suam-suam kuku tak dapat dielakkan.
Barang istiqomah memang payah dipraktikkan, melainkan bagi mereka yang memiliki taqwa. Melontar memang mudah, menggapai usah kan dapat kalau hanya berani berangan dan sedikit sabar.
Meniti bulan barakah, perlunya bagi diri kita kembali berteleku dan banyakkan menghisab nasib sendiri.
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siap lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." [3:135]
Janji Allah itu pasti. Bahkan maha pemurah ar-Rahman tiada terbandingkan. Wajarkah kita mengabaikan anugerah Tuhan? Wajarkah kita mengaku hamba sedang diri tidak merasakan Allah itu dekat dengan kita? Ayuh, damaikan jiwa, redupkan hati dengan rasa hiba dan syahdu.
Bersungguhlah mengejar maghfirah, kerana di situ bertunasnya redha Allah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan